Facebook Facebook Twitter #Berita - Adat & Budaya


Pemdes Sambimulyo Gelar Ruwatan Masal untuk Warganya Gratis!


Pemdes Sambimulyo Gelar Ruwatan Masal untuk Warganya Gratis!

#Berita - Adat & Budaya

Senin, 7 Juli 2025 | Pemerintah Desa Sambimulyo akan menggelar Ruwatan Murwakala, sebuah tradisi ritual dalam budaya Jawa yang bertujuan untuk membersihkan atau menghilangkan nasib buruk atau malapetaka yang diyakini melekat pada seseorang atau sekelompok orang.

Ruwatan Murwakala berawal dari cerita pewayangan tentang Batara Guru dan anaknya, Wisnu, yang kemudian dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya energi negatif yang dapat mengganggu kehidupan seseorang. Menurut kepercayaan Jawa, ancaman Batara Kala dapat dilepaskan melalui tradisi ruwatan, yang bertujuan untuk mendapatkan berkah berupa keselamatan, kesehatan, kedamaian, ketentraman jiwa, kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi diri sendiri maupun keluarga.

Untuk melakukan tradisi ruwatan, ada persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sajen dan pagelaran wayang. Kepala Desa Sambimulyo, Andik Santoso, menyampaikan bahwa sajen dan wayang sudah disiapkan oleh Pemdes, sehingga masyarakat Sambimulyo dapat mengikuti ruwatan massal secara gratis.

Masyarakat Sambimulyo yang ingin mengikuti ruwatan massal dapat segera menghubungi panitia. Adapun persyaratan lainnya akan mengikuti arahan dari dalang.

Pagelaran Ruwatan Masal tahun 2025 Desa Sambimulyo akan digelar pada hari Sabtu, 19 Juli 2025, setelah pagelaran wayang kulit.

ruwatan massal di desa sambimulyo 2025 suroan tahun ini

Perlu diketahui, Ruwatan Murwakala ini terbuka untuk masyarakat Sambimulyo yang memiliki anak dengan kondisi tertentu yang dianggap berisiko terkena sial atau sengkala, seperti:

1. Ontang-anting (anak tunggal laki-laki atau perempuan)

2. Uger-uger Lawang (dua anak laki-laki tanpa ada yang meninggal)

3. Sendhang Kapit Pancuran (tiga anak berselang-seling laki-laki-perempuan-laki-laki)

4. Pancuran Kapit Sendang, yaitu tiga orang anak yang berselang-seling (perempuan – laki-laki – perempuan)

5. Anak Bungkus, yaitu anak yang ketika lahirnya masih terbungkus oleh selaput pembungkus bayi.

6. Anak kembar, yaitu dua orang laki-laki atau perempuan yang sama persis, baik rupa maupun tubuhnya, atau anak kembar dampit, yaitu dua orang dengan jenis kelamin yang berbeda (laki-laki – perempuan) yang lahir pada saat yang bersamaan.

7. Kembang Sepasang, yaitu dua anak perempuan.

8. Kendhana-Kendhini, yaitu dua orang anak, seorang laki-laki dan seorang perempuan.

9. Saramba, yaitu empat orang anak yang semuanya laki-laki.

10. Srimpi, yaitu empat orang anak yang semuanya perempuan.

11. Mancalaputra atau Pandhawa, yaitu lima orang anak yang semuanya laki-laki.

12. Mancalaputri, yaitu lima orang anak yang semuanya perempuan.

13. Pipilan, yaitu lima orang anak, salah satunya laki-laki dan yang lainnya perempuan.

14. Padangan, yaitu lima orang anak, salah satunya perempuan dan yang lainnya laki-laki.

15. Julung Pujud, yaitu anak yang lahir pada saat matahari terbenam.

16. Julung Wangi, yaitu anak yang lahir bersamaan dengan terbitnya matahari.

17. Julung Sungsang, yaitu anak yang lahir pada tengah hari (tepat jam 12 siang).

18. Tiba Ungker, yaitu anak yang lahir kemudian meninggal.

19. Jempina, yaitu anak/bayi yang masih berumur 7 bulan dalam kandungan sudah lahir.

20. Tiba Sampir, yaitu anak yang lahir berkalung usus.

21. Margana, yaitu anak yang lahir dalam perjalanan.

22. Wahana, yaitu anak yang lahir di halaman atau pekarangan rumah.

23. Siwah atau Salewah, yaitu anak yang lahir memiliki dua macam warna kulit, seperti hitam dan putih.

24. Bule, yaitu anak yang lahir dengan kulit berwarna putih.

25. Kresna, yaitu anak yang lahir dengan kulit berwarna hitam.

26. Walika, yaitu anak yang dilahirkan berwujud bajang atau kerdil.

27. Wungkuk, yaitu anak yang dilahirkan dengan kondisi punggung bengkok.

28. Dengkak, yaitu anak yang dilahirkan dengan punggung menonjol seperti punggung unta.

29. Wujil, yaitu anak yang lahir dengan badan pendek atau cebol.

30. Lawang Menga, yaitu anak yang dilahirkan bersamaan dengan keluarnya “candikala” yaitu ketika warna langit kemerah-merahan.

31. Made, yaitu anak yang dilahirkan tanpa alas (tikar).

Jangan lewatkan kesempatan ini untuk membersihkan diri dari energi negatif dan mendapatkan berkah keselamatan dan kebahagiaan! Hubungi panitia sekarang juga!

suroan di banyuwangi jawa timur indonesia 2025


#pesonasambimulyo.com #pesonasambimulyo #pemdessambimulyo



Bagikan berita :

Facebook Facebook Twitter #Berita - Adat & Budaya




Papan Informasi

Maps Kantor Desa



Informasi Lainnya

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo